Kamis, 19 Januari 2012

Keanekaragaman Jenis “Si Tukang Berantem”

Pernah denger yang namanya organ labirin (labyrinth organ) pada ikan…?, Belum pernah…?, Tapi, kalau ikan cupang (Betta spp.) tahu kan?, Terus apa hubungannya? ….Nah, organ labirin itu alat nafas tambahan ikan cupang. Layaknya tabung yang digunakan para penyelam, alat ini membantu cupang untuk dapat hidup pada ekosistem perairan dengan kadar oksigen rendah, misal rawa. Dengan adanya organ labirin, spesies-spesies seperti halnya ikan cupang dapat memanfaatkan oksigen langsung dari udara sehingga tidak seluruhnya bergantung dari yang terlarut dalam air.
untuk mengunduh poster berukuran besar
silahkan klik gambar lalu simpan
Ngomong-ngomong soal cupang (Betta spp.), berdasarkan hasil inventarisasi  Tan Heok Hui yang disampaikan dalam Forum Inovasi dan Teknologi Akuakultur (FITA) 2011, Indonesia ternyata merupakan surganya dari berbagai spesies yang terkenal sebagai ikan aduan maupun hias ini. Memang berapa total spesies cupang di Indonesia? Tulisan ini akan membahas mengenai keanekaragaman spesies ikan cupang alam Indonesia.


Ikan cupang (Betta spp.) merupakan anggota terbesar dari keluarga Osphronemidae yang hanya mendiami kawasan Asia Tenggara. Dari 69 total spesies yang telah terdeskripsi, 48 (70%) diantaranya dapat ditemukan di perairan tawar Indonesia dan dari jumlah tersebut, 37 spesies-nya hanya terdapat (endemik) di Indonesia (Tan Heok Hui, 2011).
Berdasarkan tingkahlaku reproduksinya, spesies-spesies cupang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu membangun sarang (bubblenester) (No. 1-3) dan menjaga telur dalam mulutnya (mouthbrooder) (No. 4-13). Sedangkan berdasarkan pada karakter morfologinya mulai dari pola tenggorokan (throat), pola opercle, pola dan warna sirip, pola dan ukuran tubuh, serta bentuk kepala, spesies-spesies ini terbagi menjadi 13 kelompok spesies, yang di Indonesia antara lain terdiri dari:
  1. Kelompok Betta splendens: 1 spesies (Betta imbellis)
  2. Kelompok Betta bellica: 2 spesies (Betta bellica dan Betta simorum)
  3. Kelompok Betta coccina: 7 spesies (Betta coccina, Betta brownorum, Betta miniopinna, Betta sp., Betta rutilans, Betta burdigala, dan Betta uberis)
  4. Kelompok Betta albimarginata: 2 spesies (Betta albimarginata dan Betta channoides)
  5. Kelompok Betta akarensis: 5 spesies (Betta balunga, Betta aurigans, Betta pinguis, Betta obscura, dan Betta antoni)
  6. Kelompok Betta anabatoides: 2 spesies (Betta anabatoides dan Betta midas)
  7. Kelompok Betta dimidiata: 2 spesies (Betta dimidiata dan Betta krataois)
  8. Kelompok Betta edithae: 1 spesies (Betta edithae)
  9. Kelompok Betta foerschi: 4 spesies (Betta mandor, Betta foerschi , Betta strohi, dan Betta rubra)
  10. Kelompok Betta picta: 3 spesies (Betta picta, Betta falx, dan Betta taeniata)
  11. Kelompok Betta pugnax: 8 spesies (Betta pugnax, Betta lehi, Betta fusca, Betta schalleri, Betta enisae, Betta breviobesus, Betta cracens, dan Betta raja)
  12. Kelompok Betta unimaculata: 6 spesies (Betta ocellata, Betta unimaculata, Betta patoti, Betta pallifina, Betta compuncta, dan Betta ideii)
  13. Kelompok Betta waseri: 5 spesies (Betta hipposideros, Betta spilotogena, Betta chloropharynx, Betta renata, dan Betta pardalotos)


Semoga Indonesia yang kaya akan sumberdaya akuatik-nya ini bisa mengelolanya dengan bijak sehingga dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan rakyat-nya. Amin


Sumber:
Tan, H. H. 2011. Diversity of Fighting Fishes - Ikan Cupang. Dipresentasikan dalam Forum Inovasi dan Teknologi Akuakultur (FITA), Bali, 2011.

[Ruby Vidia Kusumah]

2 komentar:

  1. wah wah waaaahh ... ternyata negara kita ini surganya Cupang yaa? Jadi bangga rasanya mengetahui hal ini.

    Ngomong2, Oom Ruby gak tertarik pelihara Cupang lokal nih, sembari juga menyelamatkan populasinya?

    BalasHapus
  2. Om beunteur, beberapa spesies sudah kami budidayakan. Memang masih banyak yang harus diselamatkan. Ini baru dari keluarga ikan cupang belum yang lainnya lagi.

    Kondisi ini perlu perhatian serius bagi semua kalangan. ikan cupang maupun spesies lainnya yang kini terancam karena pencemaran maupun konversi lahan seperti rawa, lahan gambut, dll utk kepentingan ekonomi perlu segera diselamatkan (ex-situ maupun in-situ). Hasil upaya ini tentunya harus dikembalikan untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat maupun kelestarian alam.

    Selain itu bagi masyarakat Indonesia sudah seharusnya mencintai negara yang kaya akan sumberdaya alam ini. Jangan lagi bergantung dengan negara lain. Kembangkan sumberdaya yang ada. Jangan hanya tertulis berpotensi besar di buku-buku saja. Mari selamatkan!!!

    Salam bagi kelestarian alam serta kemajuan Indonesia,

    indig3nous

    BalasHapus